Tipe-tipe pemain Tenis
Oleh: Imam Prasso (GEA99)
(Tulisan ini pernah dimuat di blog penulis tgl 26 Februari 2008, Red)
Artikel kali ini saya ambil dari tulisannya Ron White, seorang pelatih tenis USPTA atau Pelti-nya Amerika. Tulisan ini tak lain untuk mengevaluasi diri anda termasuk ke dalam tipe pemain yang seperti apakah anda.
Dalam penuturan White, setidaknya dalam dunia tenis ada 2 tipe pemain. Katakanlah dalam hal ini Tipe A dan Tipe B. Apakah Tipe A dan Tipe B itu:
Tipe A
Tipe pemain A umumnya memiliki teknik yang bagus. Pemain jenis ini senang bermain dengan style atau keindahan. Pada harinya ia akan bermain dengan cantik, mengkover seluruh lapangan dan menutup permainan dengan senjata pamungkasnya. Setidaknya pemain ini memiliki satu jenis pukulan yang mematikan.
Namun pemain Tipe A memiliki kelemahan di mental. Terkadang bila bertemu lawan yang permainannya tidak cocok atau kondisi di sekitarnya, seperti tipe lapangan atau cuaca yang tidak cocok, maka permainannya menjadi kacau. Kesimpulannya, bila pemain ini bermain di luar zona kenyamanannya maka otomatis permainannya menjadi kacau dan itu terlihat dari bahasa tubuhnya atau emosinya.
Di tenis pro, ada beberapa nama yang bisa diklasifikasikan dalam pemain yang bertipe A, seperti Marat Safin, Goran Ivanisevic atau Venus Williams.
Tipe B
Tipe B merupakan tipe pemain yang lebih “cerdas” dari tipe A. Dia tidak memiliki teknik yang sangat sempurna, tidak memiliki senjata yang mematikan, namun dapat membaca dan beradaptasi dengan baik dalam sebuah permainan. Tipe B biasanya mencari-cari kelemahan atau kesalahan lawan dalam bermain tenis. Dia seperti tembok yang sangat susah ditembus sehingga setiap bola yang dipukul selalu dapat dikembalikan dengan baik. Tipe pemain ini waktu jaman saya kuliah dulu sering dijuluki sebagai CCKL (Cari-Cari Kesalahan Lawan). Konsistensi, kesabaran dan taktik merupakan modalnya dalam mengalahkan lawan-lawannya.
Tipe ini di tenis pro contohnya, Michael Chang, Lleyton Hewitt, atau Martina Hingis.
Nah, saat ini dunia tenis telah sangat maju dalam teknologi peralatan maupun dalam segi pelatihan baik itu skill dan mental bertanding. Dahulu Andre Agassi waktu muda bisa dikatakan berada pada pemain Tipe A. Pukulan Agassi bisa dibilang yang terkeras pada masanya. Hanya saja ia memiliki mental yang kurang baik dan inkonsisten. Namun setelah dilatih oleh Brad Gilbert, yang notabene merupakan bekas pemain pro yang bertipe B, maka terjadilah asimilasi dari segi teknik dan mental bertanding sehingga ia pada saat dilatih oleh Gilbert dapat meraih beberapa titel Grand Slam. Juga pemain-pemain seperti Sampras, Davenport, Graff atau bahkan Federer berawal dari pemain Tipe A yang kemudian ketika teknik dan power telah dikuasai, mulai mengasah mental dan taktiknya seperti pemain tipe B. Maka jadilah mereka pemain hibrida tipe A dan B yang dapat menguasai dunia tenis pro dalam waktu yang lama alias awet.
Saya kira memang dalam hal pelatihan tenis, pemain akan menjadi bagus bila awalnya berkembang dari pemain bertipe A. Mencari pelatih yang memiliki kemampuan untuk mengasah skill, teknik dan juga power amat krusial di masa-masa awal perkembangan pemain. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan psikologis si pemain yang telah memiliki jam terbang di turnamen-turnamen atau pertandingan-pertandingan tenis, maka dapat beralih ke pelatih yang memiliki pengetahuan luas dalam segi taktik dan dapat memperkuat mental bertanding. Biasanya tahap ini menurut White, dapat diterapkan pada pemain di level Universitas atau pada level turnamen challenger.